Dalam dunia pendidikan, memahami bukan sekadar tentang menjawab pertanyaan, melainkan juga merambah proses berpikir tingkat tinggi, menginterpretasi, mengaplikasikan, dan memahami informasi dengan berbagai perspektif. Tighe dan Wiggins (2005) mengembangkan enam bentuk pemahaman yang menjadi panduan berharga dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Artikel ini akan mengulas secara rinci tentang keenam aspek pemahaman ini dan bagaimana mereka berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

1. Penjelasan (Explanation) Penjelasan adalah kemampuan untuk mendeskripsikan suatu ide atau konsep dengan kata-kata sendiri. Ini termasuk dalam penjelasan adalah membangun hubungan antara berbagai topik, mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan, cara, atau prosedur tertentu. Siswa juga harus mampu menjelaskan sebuah teori dengan menggunakan data yang relevan, berargumen, dan mempertahankan pendapat mereka. Penjelasan mengharuskan siswa untuk menguasai materi secara mendalam dan merinci dengan jeta pribadi.

2. Interpretasi (Interpretation) Interpretasi berkaitan dengan kemampuan menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Siswa juga perlu memaknai ide, perasaan, atau hasil karya dari satu media ke media lainnya. Ini mencakup membuat analogi, anekdot, dan model. Siswa diharapkan dapat melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansinya dalam konteks lain. Interpretasi melatih siswa untuk melihat lebih dari sekadar teks dan mencari pesan tersembunyi.

3. Aplikasi (Application) Aplikasi mengukur sejauh mana siswa dapat menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman mereka dalam situasi nyata sehari-hari atau dalam sebuah simulasi yang menyerupai kehidupan nyata. Dalam pembelajaran yang efektif, tujuan utamanya adalah mengintegrasikan konsep dan informasi yang dipelajari dalam aplikasi dunia nyata. Ini memungkinkan siswa untuk menghubungkan teori dengan praktik, meningkatkan pemahaman mereka.

4. Perspektif (Perspective) Kemampuan melihat suatu masalah atau topik dari berbagai sudut pandang adalah inti dari perspektif. Siswa diajak untuk menjelaskan sisi lain dari suatu situasi, melihat gambaran besar, mengidentifikasi asumsi yang mendasari suatu masalah, dan memberikan kritik yang konstruktif. Perspektif memungkinkan siswa untuk menjadi pemikir yang kritis dan analitis, menggali lebih dalam dan lebih luas dalam berpikir.

5. Empati (Empathy) Empati adalah kemampuan untuk menaruh diri di posisi orang lain. Ini mencakup merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan memahami perspektif dan pikiran yang berbeda dengan diri sendiri. Siswa diajarkan untuk mengembangkan kepekaan sosial, mencari pemahaman yang lebih dalam tentang perasaan dan pengalaman orang lain, dan menemukan nilai dalam perspektif yang berbeda.

6. Pengenalan Diri (Self-Knowledge) Pengenalan diri adalah pemahaman tentang diri sendiri. Ini melibatkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahan pribadi, bidang yang perlu dikembangkan, serta proses berpikir dan emosi yang terjadi secara internal. Pengenalan diri membantu siswa dalam memahami bagaimana mereka belajar, bagaimana mereka merespons berbagai situasi, dan bagaimana mereka dapat terus berkembang sebagai individu.

Keenam bentuk pemahaman ini membantu siswa dalam pengembangan berpikir yang lebih mendalam, mempersiapkan mereka untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat, dan memungkinkan mereka untuk menghadapi kompleksitas dunia dengan lebih baik. Saat merumuskan tujuan pembelajaran, pendidik harus mempertimbangkan bagaimana setiap aspek pemahaman ini dapat diintegrasikan dalam materi pelajaran, sehingga siswa dapat meraih pemahaman yang komprehensif dan mendalam tentang topik yang dipelajari. Dengan demikian, pendidikan dapat menjadi lebih berharga dan relevan bagi perkembangan pribadi dan profesional siswa.

sumber : https://gurukreatif.wordpress.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *