Ektrakurikuler

Diklat Palhisma Demi Menjaga Kebugaran di Tengah Pandemi

Palhisma merupakan singkatan dari Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup SMA Negeri 5 Malang yang merupakan organisasi ekstrakurikuler yang bergerak pada bidang kepecintaalaman. Palhisma didirikan pada 24 Desember 1983.

Palhisma sendiri terbagi atas beberapa divisi, subdivisi, program kerja, dan juga memiliki beberapa kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tanggal 24 Desember untuk memperingati hari ulang tahun palhisma, seperti : Diklatsar, Diklat Lapangan, Dies Natalis, dll. 

Pada 27 November 2021, di Lembah Kera dilaksanakan Diklat Lapangan sekaligus Pelantikan anggota Palhisma angkatan XXXVII, dengan tujuan untuk melatih mental dan fisik calon anggotanya agar dapat bertahan hidup (survive) dalam kondisi apapun. 

Siapa saja sih yang terlibat dalam kegiatan ini? Tentunya banyak pihak yang terlibat mulai dari anggota palhisma sendiri, calon palhisma angkatan XXXVII, alumni, guru, dan orang tua.

KRONOLOGI ACARA DIKLAT LAPANGAN

    Diklat Lapangan ini dilakukan dari pagi hingga sore, diawali dengan perjalanan dari sekolah menuju Lembah Kera yang bertepatan di Dempok, Pagak, Area Hutan Jati, Gampingan, Kabupaten Malang.

      Tiba di lokasi, calon anggota palhisma harus jalan menuju area yang memakan waktu sekitar 30 menit. Setelah itu, mereka di sana menerima beberapa materi yang dilanjutkan dengan refleksi diri. Diklat Lapangan ini sangat seru, karena ada momen menghabiskan waktu berkegiatan di sungai dan tentunya banyak rintangan. Mereka melakukan kegiatan dengan penuh semangat hingga puncak kegiatan yaitu Pelantikan. Pelantikan ini disaksikan oleh alumni dan guru SMA Negeri 5 Malang. 

      Tepat pukul 16.00 kegiatan diakhiri dan menuju tempat makan yang sudah menjadi langganan Palhisma dengan sebutan “Mak”. Selesai makan, dilanjutkan perjalanan pulang menuju SMA Negeri 5 Malang.

DLC Menggelorakan Hati Anak-anak Lewat Dongeng

enurut Elizabeth Sulzby (1986), Literasi ialah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi, seperti membaca, berbicara, menyimak, dan menulis, dengan cara yang berbeda, sesuai dengan tujuannya. Jika didefinisikan secara singkat, literasi adalah kemampuan menulis dan membaca. Yang artinya, literasi adalah salah satu kemampuan penting yang sudah seharusnya dimiliki oleh masyarakat dunia. 

Berkaitan dengan hal tersebut, DLC atau Dhamysoga Librarian Club—salah satu ekstrakurikuler di SMAN 5 Malang—secara rutin mengadakan kegiatan Literasi Parade Dongeng Dhamysoga di beberapa TK di Kota Malang setiap tahunnya, dalam rangka gerakan literasi di Indonesia. Namun, dalam dua tahun terakhir (2020 – 2021), DLC memutuskan untuk hiatus sementara dari kegiatan ini dikarenakan pandemi yang saat itu tengah melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Untungnya, di tahun 2022 ini, keadaan mulai membaik, sehingga kegiatan mendongeng ini dapat kembali dilaksanakan. Pada hari Jumat (25/03) kemarin, DLC melaksanakan kegiatan Literasi Parade Dongeng Dhamysoga di TK KB Islam Kharisma yang terletak di Karangploso, Kabupaten Malang. Sejauh ini, TK KB Islam Kharisma adalah TK paling jauh yang pernah dikunjungi anggota DLC, karena biasanya mereka hanya mengadakan acara di beberapa TK yang ada di Kota Malang saja. 

“Dulu, pihak DLC dulu yang mengajukan permohonan ke pihak TK. Tapi sekarang, alhamdulillah, pihak TK terlebih dahulu yang mengundang kami karena kegiatan kami yang sudah dikenal oleh TK TK yang ada di Malang,” ujar Bu Rachmi, selaku guru pembimbing ekstrakurikuler DLC. 

Tentunya, sebelum kegiatan ini dapat terlaksana, pihak DLC juga perlu menyiapkan beberapa hal. Salah satunya terkait masalah izin, biaya, dan lain sebagainya kepada pihak sekolah. 

“Waktu untuk latihan yang kurang karena masih daring, sehingga kurang maksimal. Dan juga, kendala di media untuk mendongeng yang sesuai untuk anak kecil berumur 3 – 6 tahun, agar maksud dari cerita yang ingin disampaikan bisa tersampaikan,” lanjut yang lain.

Bu Rachmi juga menambahkan, “Mendongeng itu salah satu sarana menyampaikan pesan dengan cara menyenangkan. Menasehati dengan cara mendongeng itu insyaallah lebih ampuh daripada menasehati biasa.”

Menurut pihak DLC, bagaimana cara membuat cerita, menyampaikan cerita, dan membacakan atau mendongengkan cerita adalah suatu tantangan tersendiri bagi mereka. Namun, meskipun begitu, mereka merasa senang setelah acara dapat terlaksana dengan lancar dan menyenangkan. Apalagi, melihat antusias anak anak TK juga dapat memberi kesenangan tersendiri bagi mereka. 

Di akhir wawancara, Bu Rachmi dan para anggota DLC menyebutkan harapan mereka ke depannya. “Yang pasti, lebih baik lagi ke depannya. Semoga acara ini dapat dipertahankan terus menerus, bisa diperbaiki lagi ke depannya dan bisa berkembang ke banyak TK,” kata mereka.

“Semoga ke depannya, kegiatan ini bukan hanya milik DLC saja, tetapi milik sekolah SMAN 5 Malang langsung. Dan semoga, sekolah dapat terus memfasilitasi semua kegiatan kami.”