Dhamysoga character camp atau yang lebih dikenal dengan kegiatan DCC merupakan kegiatan pengembangan karakter siswa SMA Negeri 5 Malang untuk lebih mengenal kehidupan di masyarakat terutama kegiatan sehari-hari yang terjadi dilingkungan sekitar. Tahun ini setelah 3 tahun DCC ditiadakan karena pandemi covid-19 akhirnya tepat pada tanggal 2 November 2022, DCC yang ke-8 kembali diadakan. Tepatnya berada di Desa Babadan Kecamatan Ngajum Kabupaten Malang. Slogan DCC’8 kali ini adalah Get Fun! Get character!
Para peserta dan panitia yang tersisa di sekolah berangkat pada tanggal 2 November 2022, sedangkan beberapa panitia lain sudah berangkat sehari sebelumnya pada tanggal 1 November 2022. Hari pertama para peserta berangkat dari SMA Negeri 5 Malang ke Desa Babadan pada pukul 07.30 WIB setelah melaksanakan Apel Keberangkatan menggunakan angkot yang telah disediakan, sebelumnya para peserta melakukan pengecekan barang bawaan oleh panitia. Sekitar pukul 09.15 semua peserta telah tiba di tempat tujuan, sayangnya beberapa saat kemudian hujan lebat turun menyentuh permukaan tanah, hal inilah yang menyebabkan apel pembukaan tidak bisa dilaksanakan dan harus ditunda.. Saat hujan turun para peserta diminta untuk mengenakan mantel atau payung yang sudah diminta untuk dibawa sebelum keberangkatan, beberapa peserta yang lupa membawa kedua barang tersebut diminta untuk berteduh di tenda, sembari menunggu panitia menunjukkan jalan ke rumah inang masing-masing. Tak lama waktu berselang para peserta yang sudah sampai di rumah inang disambut dengan senyuman dari pemilik rumah inang dan juga ada beberapa peserta yang dalam keadaan basah kuyup segera diminta untuk membersihkan diri demi menjaga kesehatan untuk hari selanjutnya. Selama hujan masih mengguyur Desa Babadan peserta diminta untuk menghabiskan waktu dengan menata barang bawaan juga mengenal tuan rumah, juga melaksanakan ISHOMA saat waktunya tiba. Pukul 12.00 peserta diminta untuk menuju ke lapangan setelah hujan reda untuk melaksanakannya apel pembukaan yang tadinya tertunda dan melaksanakan jelajah desa.
Apel pembukaan dilaksanakan dengan hikmat, para peserta mengenakan dress code yang telah ditentukan oleh panitia. Setelah apel pembukaan, peserta dibariskan sesuai kelas masing-masing setelah dipisahkan karena perbedaan rumah inang. Jelajah desa dilakukan dengan payung dan mantel hujan yang terpasang pada peserta, karena gerimis hujan terus berlanjut. Dimulai dari kelas 10-A dilanjut kelas setelahnya, sampai di pos 1 peserta berfoto bersama untuk mengabadikan momentum, pos 2 peserta diminta untuk menunjukkan yel-yel kelas yang sudah disiapkan, sayangnya belum ½ angkatan melakukan jelajah hujan deras kembali mengguyur, hal ini menyebabkan jelajah desa dihentikan. Peserta kembali ke rumah inang masing-masing, kembali membersihkan diri bagi peserta yang belum sempat melakukannya atau kembali basah. Peserta menghabiskan waktu sampai isya’ dengan mengobrol dengan teman sekamar atau pemilik rumah inang. Karena hujan tak kunjung berhenti juga api unggun yang seharusnya dilaksanakan pada malam itu kembali ditunda, malam itu diganti dengan wawancara bersama inang. Salah satu inang memberikan sebuah perkataan untuk hari pertama ini, “Kalau seandainya tidak hujan mungkin lebih menyenangkan, acara api unggun adalah yang paling ditunggu seharusnya” ucap Ibu Suli salah satu inang. Hari pertama ditutup dengan wawancara bersama inang dan obrolan singkat bersama teman-teman.
Hari kedua dimulai dengan kegiatan Abdi Inang setelah melakukan kegiatan pribadi (sarapan, mandi, ISHOMA), dimana para peserta diminta untuk membantu pekerjaan pemilik rumah, mulai dari berkebun, merumput, membantu membersihkan rumah dan masih banyak hal lagi yang bisa dilakukan para peserta, disamping itu ada beberapa panitia yang membantu para guru di sekolah dasar untuk mengajari beberapa hal kepada anak-anak tersebut. Setelah Abdi Inang, peserta diminta untuk segera pergi ke lapangan untuk melaksanakan acara Api Unggun, disusul dengan puncak acara yaitu Inagurasi. Api unggun dilaksanakan dengan semangat karena hari ke-2 cuaca mendukung. Inagurasi diisi oleh penampilan Tari Topeng Malangan, Tari Boria oleh anak-anak Sekolah Dasar desa Babadan, GEMA SWARA, Band of SMALA, dan beberapa penyanyi dari murid SMAN 5 lainnya. Banyak momen yang bisa diabaikan di hari kedua ini terutama menampilkan acara puncak yang membuat banyak peserta merasa senang. Acara selanjutnya adalah kegiatan lomba, lomba yang diikuti setiap kelas. Beberapa lomba diantaranya adalah Balok Berjalan (2 peserta), Menara Air (5 peserta), dan Hujan Salju (6 peserta), sayangnya Menara Air ditiadakan karena cuaca dingin yang melanda, hujan salju juga belum seluruhnya melaksanakan. Beberapa peserta kecewa akan hal ini, menurut mereka persiapan panitia dalam lomba masih kurang dan pemberitahuan pengumuman yang mendadak. Hari itu ditutup dengan kabut yang tebal.
Hari terakhir berjalan lancar, bersih desa juga memberikan hadiah kepada inang tak lupa ucapan terima kasih atas jasa yang diberikan oleh inang. Apel penutupan dilaksanakan dengan hikmat dan apel penutupan dilaksanakan dengan waktu yang singkat juga cepat. Mengetahui bahwa banyaknya peserta dan panitia yang sudah kelelahan. Berjalan kembali ke Kota dibarengi dengan hela nafas lega juga lelah dari seluruh peserta juga panitia. Berharap DCC selanjutnya akan lebih baik dengan persiapan yang jauh lebih matang dari seluruh peserta, dan juga panitia.
Sampai jumpa di DCC’9!