Semarak Kemerdekaan di SMAN 5 Malang: Dari Lomba Unik Hingga Upacara Khidmat, Siswa dan Guru Bersatu Rayakan Kemerdekaan Indonesia

·

·

Tanggal 17 Agustus akan selalu menjadi momentum bersejarah bagi seluruh warga Indonesia. Pasalnya, pada tanggal tersebut, bangsa Indonesia secara resmi memproklamasikan kemerdekaannya. Teks proklamasi tersebut dibacakan oleh Ir. Soekarno didampingi Drs. Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia. Sejak saat itu, Indonesia resmi berdiri sebagai negara merdeka dan berdaulat.

Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 Tahun, sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia untuk menyemarakkan suasana dengan mengadakan acara lomba 17 Agustus. Pada tahun ini, SMAN 5 Malang mengadakan HUT RI Competition dengan mengusung tema “Lestarikan Semangat Nusantara Lewat Aksi Nyata dan Karya Anak Bangsa”. Acara ini berlangsung selama dua hari ini diisi dengan berbagai kegiatan yang melibatkan seluruh siswa serta guru. Melalui rangkaian acara ini, diharapkan siswa yang turut berpartisipasi serta memeriahkan acara dapat merefleksikan arti perjuangan, persatuan, dan peran generasi muda dalam membangun Indonesia yang lebih maju.

Kamis, 14 Agustus 2025, terdapat 3 mata lomba yang diikuti oleh para siswa, yaitu estafet air, corong air, dan balap karung. Rangkaian kegiatan perlombaan antar kelas dibuka dengan lomba estafet air, di mana setiap tim akan berusaha memindahkan air secepat mungkin sambil menjaganya agar tidak tumpah. Namun, gelas yang menjadi wadah air tersebut diikatkan di atas kepala para peserta agar mereka merasa lebih tertantang untuk memenangkan lomba tersebut. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan lomba corong air yang mengundang teriakan para penonton dan gelak tawa karena keseruannya. Para peserta harus menyalurkan air kepada rekan timnya dengan penglihatan yang terbatas, sebab mereka diwajibkan menggunakan kerucut dengan lubang yang sangat kecil di ujungnya guna menutupi wajah mereka. Menjelang siang, sorakan dan tawa semakin pecah saat lomba balap karung digelar. Tidak seperti balap karung pada umumnya, di sini para peserta diharuskan untuk memakai helm dan tidak diperbolehkan berdiri selama perlombaan berlangsung. Oleh karena itu, mereka perlu menggunakan strategi yang tepat agar bisa mencapai garis finish dengan cepat.

Jum’at, 15 Agustus 2025, lomba yang diselenggarakan tidak hanya diikuti oleh siswa, namun bapak/ibu guru serta karyawan SMAN 5 Malang turut berpartisipasi memeriahkan HUT RI Competition. Kegiatan diawali dengan lomba tarik tambang yang diikuti oleh siswa. Meskipun aspek utama dalam lomba ini adalah kekuatan, kekompakan tetap dibutuhkan agar strategi yang telah disusun sebelumnya dapat berjalan secara efektif dan membawa mereka pada kemenangan. Setelah itu, acara menjadi lebih menarik saat memasuki giliran bapak/ibu guru serta karyawan yang berpartisipasi dalam lomba. Lomba yang diikuti berupa estafet air, corong bola, suit HVS, dan tarik tambang. Para siswa pun tampak antusias menyemangati bapak/ibu guru serta karyawan yang tengah berlomba memperebutkan juara. Momen ini tidak hanya menambahkan keceriaan, tetapi juga mempererat hubungan antarwarga SMAN 5 Malang.

Salah satu peserta HUT RI Competition, Felya Saumi Fazira, mengaku bahwa ia merasa senang bisa mengikuti perlombaan yang diadakan di SMAN 5 Malang dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Dari berbagai macam lomba yang diselenggarakan, ia paling tertarik dengan lomba balap karung. Bukan tanpa sebab, lomba balap karung tersebut memberikan kesan lucu yang tentunya akan membekas di ingatan para penonton. “Para peserta kan pakai helm saat berlomba dan tidak boleh berdiri. Jadi, mereka lomba balap karung sambil jongkok, itu susah kan. Nah, untuk ngakalin itu mereka rela guling-guling di tanah agar bisa sampai ke garis finish duluan dan itu lucu banget,” ungkapnya. Selama ini lomba balap karung memang belum pernah diadakan di SMAN 5 Malang, sehingga hal tersebut menjadi pengalaman yang baru bagi mereka. Tak hanya menikmati keseruan lomba, Felya juga menyadari makna mendalam dari peringatan Hari Kemerdekaan. Ia berpendapat bahwa Hari Kemerdekaan Indonesia sangat penting untuk dirayakan sebagai bentuk rasa terima kasih dan penghormatan terhadap para pahlawan yang telah berjuang membebaskan Indonesia dari belenggu penjajah.

Virni Luk-Luk Il Firdausi, selaku Ketua Pelaksana HUT RI Competition mengaku bahwa persiapan telah dilakukan selama tiga minggu. Persiapan yang dimaksud berupa perencanaan jenis lomba, teknis pelaksanaan, hadiah bagi para pemenang, dan perlengkapan yang diperlukan untuk menunjang lomba. “Selama persiapan hingga pelaksanaan, memang ada beberapa hambatan, seperti adanya keterbatasan biaya dan kesulitan dalam mengatur peserta. Saya berharap semoga ke depannya para peserta bisa lebih terkendali lagi karena panitia sudah berusaha maksimal agar pelaksanaan lomba dapat berjalan dengan lancar,” ujarnya. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga SMAN 5 Malang yang telah berpartisipasi dalam seluruh rangkaian acara yang berlangsung selama dua hari berjalan dengan meriah, semangat, dan penuh antusias. Secara umum, kegiatan ini menjadi bukti bahwa kerja sama yang baik antara panitia, peserta, dan penonton sangat dibutuhkan untuk menciptakan suasana lomba yang meriah namun tetap kondusif.

Minggu, 17 Agustus 2025, setelah bersenang-senang dalam HUT RI Competition, seluruh warga SMAN 5 Malang bersiap menyambut puncak peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dengan melaksanakan upacara yang khidmat. Hal ini menjadi bentuk penghormatan dan rasa syukur atas kemerdekaan Indonesia yang diraih dengan penuh pengorbanan. Dalam upacara tersebut, seluruh guru hadir mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah sebagai bentuk rasa hormat terhadap keberagaman budaya di Indonesia. Sementara itu, para siswa mengenakan seragam putih abu lengkap dengan topi serta almamater sekolah, sehingga memberikan kesan yang rapi dan tertib.

Prosesi upacara dimulai dengan penyerahan dan penerimaan bendera oleh pasukan elite dari ekstrakurikuler paskibra SMAN 5 Malang, yaitu PASSMALA. Setelah laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara dan penghormatan, upacara secara resmi dibuka. Pengibaran bendera Merah Putih dilakukan oleh PASSMALA dengan formasi barisan yang membentuk angka 80 sebagai simbol usia kemerdekaan Indonesia, serta diiringi lagu Indonesia Raya yang dibawakan oleh D’Choir. Seluruh peserta upacara terdiam khidmat saat mengheningkan cipta, mengenang jasa para pahlawan yang telah segenap jiwa dan raga memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Selanjutnya, pembina upacara membacakan teks Proklamasi dan Pancasila, disusul pembacaan Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 oleh petugas. Amanat pembina upacara disampaikan sebelum ditutup dengan menyanyikan lagu Hari Merdeka, doa, dan laporan berakhirnya pelaksanaan upacara.

Setelah upacara selesai, ekstrakurikuler Teater Krida SMALA memberikan penampilan drama spektakuler berjudul “Martha Kristina Tiahahu”. Drama ini mengisahkan perjuangan seorang gadis asal Maluku bernama Martha. Ia dibesarkan tanpa ibu, namun tetap dibanggakan oleh sang ayah, Pulus. Saat rakyat Maluku menderita di bawah penjajahan Belanda, Martha bertekad ikut berjuang bersama ayahnya dalam pasukan Pattimura, meski sempat diragukan karena ia merupakan seorang perempuan. Dalam pertempuran, keberanian Martha dipuji oleh Pattimura. Namun, hal itu justru memicu kecemburuan seorang prajurit yang akhirnya berkhianat dan membocorkan strategi perang pada pihak penjajah. Akibatnya, Belanda berhasil melancarkan serangan pada pasukan Pattimura, menyebabkan Pattimura gugur, Paulus menjadi korban, dan Martha ditangkap lalu meninggal dalam penderitaan.

Sebagai penutup, kegiatan dilanjutkan dengan pembacaan pengumuman para pemenang lomba dalam HUT RI Competition sebelumnya.

Arlita Zadia Pratiwi, S.Pd, selaku guru sejarah di SMAN 5 Malang, berpendapat bahwa seluruh siswa tampak antusias dan menunjukkan usaha maksimal dalam mengikuti HUT RI Competition. Menurutnya, memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia sangatlah penting. Jika peringatan ini ditiadakan, jiwa nasionalisme para peserta didik dikhawatirkan akan menurun. Tidak hanya saat peringatan Hari Kemerdekaan, jiwa nasionalisme ini seharusnya ditumbuhkan setiap hari. Apabila hal tersebut diabaikan, tidak menutup kemungkinan bahwa jiwa nasionalisme dalam peserta didik bisa hilang begitu saja. “Saya berharap para guru sejarah dan PKN dapat menumbuhkan jiwa nasionalis pada para peserta didik. Sebab, 17 Agustus merupakan momen sangat penting bagi seluruh rakyat Indonesia. Pesan saya kepada seluruh siswa, menanam jiwa nasionalisme bukan hanya dilakukan saat upacara saja, tetapi juga dalam setiap langkah kehidupan kita dengan selalu mengingat perjuangan besar untuk memeroleh kemerdekaan Indonesia,” ujarnya.

Beliau juga menambahkan bahwa peserta didik perlu bekerja keras dan belajar lebih tekun agar jiwa nasionalismenya dapat terjaga dengan baik. Nasionalisme menjadi semangat yang menyatukan bangsa Indonesia, tidak hanya sebatas mengenang perjuangan, tetapi juga diwujudkan melalui persatuan, kontribusi positif bagi bangsa, serta rasa bangga dan cinta tanah air.

Penulis: Adza Qatharatu

Pewawancara: Fathya Yasmin

Penata Visual: Nadifa Warda & Hagiazo Jitro

Foto: Hagiazo Jitro